Search This Blog

Sunday, August 30, 2015

Kuliner Warisan Turun Temurun Khas Kota Perak | Koran Yogya - Blog Makanan di Perak

Kuliner Warisan Turun Temurun Khas Kota <b>Perak</b> | Koran Yogya - Blog Makanan di Perak


Kuliner Warisan Turun Temurun Khas Kota <b>Perak</b> | Koran Yogya

Posted: 10 May 2015 01:13 AM PDT

IMG_8709

Kipo Istri Rahayu dari Kotagede (Foto: KY)

Kipo merupakan salah satu warisan kuliner yang sangat terkenal dari daerah Kotagede yang wajib dicicipi. Kipo merupakan kue basah tradisional yang keberadaannya sudah lama menjadi kudapan kecil bagi masyarakat Kotagede. Sebagian kalangan hanya mengetahui Kotagede sebagai penghasil daya perak saja, namun apabila kita berjalan mengelilingi wilayah Kotagede, tidak sedikit jajanan masyarakat ini dijajakan.

Menurut tuturan orang-orang tua pembuat kipo di Kotagede, pada masa lalu kipo merupakan makanan kecil biasa dan pada masa tersebut orang-orang tua sering menanyakan tentang jenis makanan ini dengan bertanya dalam bahasa Jawa, "Iki apa?" (Ini apa). Dari kalimat "iki apa?" inilah kemudian berkembang menjadi akronim kipa. Jadi, semestinya nama kipo itu dituliskan kipa bukan kipo.

Kudapan kecil yang berwarna hijau ini merupakan salah satu kue basah tradisional yang memasaknya dengan cara dipanggang. Paduan kelapa parut dengan dilapisi oleh kulit yang diolah dari tepung ketan, dan disajikan dengan bentuk tidak lebih sebesar dari ibu jari orang dewasa kemudian karena ukuran kipo yang kecil ini justru membuat kita semakin ketagihan. Di dalam kulitnya terdapat isi yang dinamakan enten-enten yang terbuat dari parutan kelapa yang dicampur dengan gula jawa. Perpaduan enten-enten dengan kulit yang terbuat dari ketan yang diadoni dengan santan dan sedikit garam ini akan menghasilkan perpaduan rasa yang manis gurih.

Kudapan rasa kipo ini juga diperkuat oleh proses pemanggangannya. Dilakukan di atas loyang gerabah. Kipo-kipo mentah ini, sebelumnya diletakkan pada selembar daun pisang. Setiap lembar biasanya diisi dengan adonan kipo yang disusun berjajar memanjang. Setelah semua tersusun di panggang di atas gerabah selama kurang lebih 2-3 menit. Setelah itu, daun pisangnya diganti dengan daun pisang segar saat kipo sudah matang.

IMG_8699

Menurut pegawai yang membantu ibu Istri Rahayu sebagai penerus masakan kipo generasi ke tiga ini, selain diminati oleh masyarakat setempat, makanan ini juga diminati oleh para wisatawan. Harga setiap bungkus kipo adalah Rp 1.600 dengan rata-rata berisi 5-6 buah kipo didalamnya. Bagi Anda yang hendak mencoba kipo bisa datang ke Kios Kipo Bu Djito Jl. Mondorakan 27 Kotagede Yogyakarta yang buka hingga pukul 16.00 WIB. (LQY)

No comments:

Post a Comment