Search This Blog

Tuesday, January 28, 2014

Val-de-ri-Val-de-ra: KL-Perak-Pahang - Blog Makanan di Perak - Blog Makanan di Perak

Val-de-ri-Val-de-ra: KL-Perak-Pahang - Blog <b>Makanan di Perak</b> - Blog Makanan di Perak


Val-de-ri-Val-de-ra: KL-Perak-Pahang - Blog <b>Makanan di Perak</b>

Posted: 19 Jan 2014 01:25 AM PST

The first part of our travelling mission was from KL to Perak.

We took the ETS train from KL Sentral to Batu Gajah, Perak.

*Something new for us. Electronic train that need to be charged :D

It took us about 2 hours and 15 minutes to reach our destination.


Oh hey, let me introduce you my partner along this trip: Caroline

A Chinese girl from Sibu district, Sarawak.

We are of the same class, undertaking the B. Ed TESL ;)


RM 34 from KL-BT Gajah. Okay la as inside was conducive and comfortable :)

We stayed at our friend's house, Wawa during the visit to Perak.

She is a Malay girl from Batu Gajah, Perak.

Thanks for the great treatment and hospitality! ^___^

The next morning, we went to Cameron Highlands as early as possible since it was holiday, Deepavali celebration and thanks that we did not stuck anywhere.. Hehe

Why I mentioned Pahang in the title as above?

Cameron Highlands is in Pahang state aite aite. Haha


View of CH from top of Rose Valley
Among the places that we have visited:

Tea Garden

MARDI farm
Rose Valley *but no roses captured here. LOL
Happy kid among the tomatoes and flowers, Rose Valley CH.

We also went to places like cactus garden *sound cliche aite.. haha and I bought few cactuses that is varied in colors. *Blame the stunning bright colours!

Another thing that attracted me was the building around Cameron Highlands. They built it with traditional European look which gave the whole environment pretty much of European air too. Hahaha. I would love to be back again here, soon! ^__^

The last point before we leave the hill was a market *aisssshh i really forgot the nammmeee >< where they sell almost everything about Cameron Highlands. From tea to car accessories, and mostly was strawberry-based. Super cute u know! Hahahaha.. I managed to bring back teas in different flavour, fridge magnet and pickled strawberry as well.

Thanks to our guide, and our driver as well Cik Wawa that accompanied us along the visit to Cameron Highlandsss.. :)

THE END of the first part.

Pic courtesy: Caroline

P/S: I am a Dusun girl from Menggatal, Sabah. And if you realise what I'm trying to convey here. Hehehe. One-Malaysia =D

Tips Membersihkan Piring Perak - Blog <b>Makanan di Perak</b> - Blogger

Posted: 20 Jan 2014 01:15 AM PST

Tips Membersihkan Barang Perak

Barang-barang yang terbuat dari perak akan terlihat indah dan lebih bersinar apabila masih baru. Selama barang tersebut terbuat dari bahan perak, Anda tetap harus rajin membersihkannya secara teratur apabila ingin mendapatkan hasil dan kilau yang maksimal. Meskipun barang yang Anda miliki dilapis perak atau murni perak; metode yang digunakan untuk membersihkannya tetaplah sama. Ada banyak macam barang yang bisa terbuat dari perak; mulai dari perhiasan hingga piring. Nah, bila Anda ingin tau bagaimana cara membersihkan perak, maka Tips membersihkan piring perak yang dilansir dari Boldsky ini dapat dicoba.

Memiliki piring perak tidak bisa dibersihkan dengan sembarangan metode. Ada beberapa cara yang harus dilakukan dan tetap memerlukan bahan-bahan yang lembut. Penggunaan bahan yang keras bisa merusak seluruh permukaan piring dan Anda pasti tidak menginginkannya! Berikut adalah beberapa tips sederhana untuk membersihkan piring perak.

  • Lakukan pembersihan secara rutin

Pembersihan secara rutin bukan berarti tiap hari harus dicuci dan dipoles. Ini malah akan merusak piring perak Anda. Apa yang harus Anda lakukan agar piring bersih mengkilat adalah dengan membersihkannya dengan menggunakan kain lembut atau sikat yang memiliki bulu lembut. Mencuci dalam air sabun hangat bisa membuat noda hilang. Setelah mencuci bersih, sebaiknya segera keringkan dengan menggunakan kain lembut.

Trik lain untuk membersihkan piring perak adalah dengan menggunakan baking soda. Sepertinya banyak manfaat yang bisa didapat dari baking soda ini. Apabila ingin menggunakannya untuk membersihkan barang perak, ambilah segenggam baking soda dan masukkan ke dalam air hangat. Biarkan campuran ini hingga tercampur merata untuk sementara. Setelah selesai, ambil piring perak Anda dan bungkus dalam foil kemudian letakkan piring yang dibungkus ini dalam campuran baking soda dan biarkan selama 10 menit. Setelah selesai, buka piring dari foil, kemudian bersihkan dengan kain yang lembut dan kering.

Membersihkan piring perak dapat dilakukan dengan bahan minimal; bahan yang tidak terlalu keras seperti spons. Celupkan spons basah lembut dalam sabun dan gosok di piring. Jika Anda memiliki perak yang terbuat dari keramik atau kaca, Anda bisa mencelupkan mereka dalam air panas yang dicampur dengan sabun yang ringan. Setelah membersihkan dengan sabun yang ringan, cuci dengan air hangat dan kemudian keringkan piring basah dengan kain yang lembut. Pastikan kain halus terbuat dari katun. Jangan gunakan kain wol. Bila ingin menggunakan sarung tangan, sebaiknya kenakan sarung tangan plastik dan bukan sarung tangan karet.

Cara lain untuk membersihkan piring perak adalah dengan menggunakan krim/polish baik untuk membuatnya bersinar. Ketika Anda selesai dengan membersihkan dengan spons basah maka gunakan krim poles untuk piring perak. Anda harus menerapkan krim dengan kain yang lembut. Jangan menggosok piring terlalu keras. Anda bahkan dapat menggunakan kapas atau sikat lembut untuk menggosoknya. Setelah dipoles, Anda dapat melihat bahwa piring perak Anda lebih bersinar.

Ingatlah untuk menghapus noda makanan di piring yang terbuat dari perak ketika Anda meletakkannya untuk dicuci. Ini akan membantu dalam mencegah noda menempel dan perak Anda akan terkikis ketika dicuci. Mungkin saat ini sangat jarang ya piring perak digunakan untuk makan; tapi masih ada perlengkapan lainnya yang menggunakan perak seperti sendok, garpu, pisau makan. Kebanyakan bahan perak saat ini digunakan untuk membuat perhiasan; nah cara di atas dapat juga dipakai untuk membersihkan perhiasan perak.

Baca juga tips lainnya tentang cara membersihkan make up brush disini.

Semoga informasi ini berguna. "Share if you think its great information & Like our FB Page"

Posts related to Tips Membersihkan Barang Perak

Share

Blog <b>Makanan di Perak</b>: Omak Kau!!!!: RESTORAN NASI KANDAR <b>...</b>

Posted: 19 Jan 2014 01:05 AM PST

Omak Kau!!!!: RESTORAN NASI KANDAR NASI GANJA <b>IPOH DI</b> <b>...</b>

Posted: 14 Nov 2013 04:16 AM PST

KEBENARAN ITU PAHIT!! KEADILAN ITU PERIT!! PERJUANGAN ITU SAKIT!! RAKYAT BENCI UMNO!! UMNO IS DEAD!!

Blog <b>Makanan di Perak</b>: yang budiman 4 - hanya kerana hikayat <b>...</b>

Posted: 20 Jan 2014 01:10 AM PST

Pin.. Pin.. bunyi hon sudah kedengaran, perlahan-lahan aku selak langsir bilik. Dari jendela kaca, kereta Victor tersapa di ruang mata. Tanpa berlengah lagi, aku kembali menancap cermin lalu tudung yang senget ku perkemaskan, dan hujung fabrik kapas itu, ku pin ke kanan bahu. Puas hati dengan penampilan diri, beg tangan ku gapai dan kaki ku hayun keluar dari kamar. Sejurus mendekati muka pintu, sandal ku dapatkan dan daun pintu ku luaskan.

"Sya, malam ni aku keluar kejap! Mungkin balik lambat. Apa-apa hal, call je aku okey." Pesan ku pada Syani yang sedang menonton tv.

"Okey, Rina! Kau keluar dengan siapa?" Syani di atas sofa bertanya sambil anak mata masih tidak lepas memerhatikan kaca tv.

"Dengan kawan aku! Aku pergi dulu tau!"

"Iyalah, jaga diri!" sahutnya ringkas.

"Okey Syani. Insyallah, bye!"

"Bye, Rina!" Lalu daun pintu ku rapatkan semula. Sandal ku sarung dan kaki ku hayun mendekati pintu pagar. Victor sedang bersandar ke keretanya.

"Hai Karina," ucapnya menyambut kedatangan aku.

"Hai Victor," balas ku sambil memandang penampilannya yang agak formal!

"Nak kemana? Ke.. you dari office?" soal ku hairan.

"Err. Ha'a I dari office tadi!" gumamnya kedengaran teragak-agak sahaja nadanya.

"Eh, masuklah!" Victor kelam kabut menuju ke pintu kereta di sebelah kiri. Dibuka dan dipersilakan aku masuk ke dalamnya. Aku hanya menurut tanpa banyak kata.

"Terima kasih bukakan dan tutupkan pintu kereta untuk I." Ucap ku terharu dengan hati yang sudah kembang setaman. Pertama kali dilayani seperti ratu. Along kata, kalau mahu menjadi ratu, biarkan kita dilayani sebagai ratu. Ya, ketika ini aku persis ratu. Ah, seronoknya!

"Small matter, Karina." Sahut Victor tenang mengundur kereta. Sesekali dia kerling aku yang hanya mengenakan jeans hitam dan juga jaket denim.

"So, kita nak makan di mana?" soal ku sambil memandang ke tengah jalan raya. Tak banyak kereta.

"You nak makan apa, dan di mana? I ikut saja," lelaki itu memberi kesempatan untuk aku memilih lokasi makan malam kami. Aku yang tidak cerewet, segera membalas ringkas.

"Apa-apa pun boleh, kedai mamak pun okey!" balas ku bersahaja. Namun nada jawapan Victor, kedengaran tidak berapa mempersetujuinya.

"Kedai mamak?" Victor menyoal persis dia tidak pernah kenal apa itu kedai mamak. Apa yang peliknya dengan kedai mamak? Kedai yang beroperasi 24 jam itu!

"Yes, kedai mamak!" Ulang ku meyakinkan dirinya.

"Errr... kita ke tempat lainlah. Boleh kan?" Victor menyoal persetujuan aku. Aku pandang dia, dia pandang aku.

"Boleh eh," pintanya dengan riak yang penuh mengharap dan aku akhirnya mengangguk juga.

"Bolehlah, I tak kisah." Aju ku mententeramkan dia yang mungkin bosan untuk ke kedai mamak.

Kereta terus dipecut membelah lebuhraya menuju ke satu destinasi yang tidak ku ketahui dimana lokasinya. Namun setibanya aku dikawasan meletak kenderaan itu, mata ku terpaku dengan kilauan lampu yang bergemerlapan. Cantik!

"You  boleh makan masakan cina?" soal Victor sebaik sahaja enjin kereta dimatikan. Aku menoleh ke arahnya, lelaki itu sedang menanggalkan tali pinggang keselamatan sebelum memandang ku sekilas. Dia tersenyum lagi.

"I harap, you boleh terima masakan cina." Ajunya tenang.

Aku hanya tersenyum lalu melafazkan sesuatu yang Victor harus tahu.

"Victor, I boleh makan apa sahaja kecuali makanan pelik-pelik." Balas ku tersenyum nipis.

"Baguslah, senanglah I gemukkan you nanti." gumamnya perlahan.

"I tak mahu gemuk, nanti susah nak kurus tau." Sengih ku sudah tidak terbendung.

"Iya, semua perempuan takut gemuk. I faham," ucap Victor tersenyum hingga menampakkan barisan giginya yang tersusun cantik.

"Mestilah, produk menguruskan badan agak mahal tau. Rugi duit!" Ucap ku sambil menolak pintu kereta dari dalam. Victor pula tergesa-gesa keluar, pasti mahu membukakan pintu kereta untuk ku. Ah, tak payahlah! Mengada-ngada pula rasanya!

"Baru nak bukakan pintu untuk you." gumam lelaki itu sebaik sahaja aku sudah menutup kembali pintu kereta.

"Tak perlulah, Victor. I rasa terlalu gedik bila dilayan macam tu." Terang ku seikhlas hati.

"Bukan ke semua perempuan suka dilayan macam tu?" Dahi lelaki itu berkerut lagi. Sah, dia telah dimomokkan cerita fairy tale.

"Taklah, siapa cakap?"

"Perempuan sukakan lelaki romantis? It is right?" Dia menyoal lagi dan aku menganguk sekali.

"Memanglah, tapi romantis itu diharapkan dari pasangannya. Dari orang yang disayangi dan dicintai." Gumam ku menjawab pertanyaan Victor dengan sejelas-jelasnya.

"Oh begitu," suara Victor perlahan namun aku lihat dia sembunyi senyum. Tak tahu kenapa dengan reaksi dia tu.

"So, jomlah kita masuk." Pelawanya sambil menghulur tangan. Aku mendiamkan diri dan hanya memerhatikan tapak tangan yang halus mulus itu silih berganti dengan wajahnya. Aku harap Victor faham tentang adab-adab pergaulan. Aku tidak boleh bersentuhan dengan lelaki ajnabi. Lelaki yang bukan suami ku dan bukan juga mahramku.

"Oppps... so sorry Karina. I terlupa lagi," ucapnya bersungguh-sungguh. Aku lihat dia urut dahinya, seolah-olah merasa cukup bersalah terhadap tindakannya.

"It is okay Victor. Small matter," ujar ku mententeramkan dia yang dipagut rasa kesal.

"Thanks Karina. Sorry, I betul-betul terlupa."

"Takpe, I tak kisah, I faham!" Aku tahu dia tidak sedar akan hal itu. Victor bukan muslim, sudah tentulah dia terbiasa dengan cara yang sebegitu. Cuma aku yang muslim ini, haruslah beringat berjaga-jaga.

"Come," serunya dan aku menurut.

Kami melangkah masuk ke dalam restoran Cina Muslim. Pertama kali aku ke sini, dan pertama kali jugalah aku merasa masakan cina.

"I harap you boleh makan masakan cina." Victor bersuara sebaik sahaja pesanan dibuat.

"I cuba, Insyallah boleh. Kawan saya kata, masakan cina agak sedap." Ucap ku membuatkan Victor tersenyum panjang. Aku harus mempelajari budaya dan adat resam Victor andai aku mahu terus bersahabat dengannya. Jika dia boleh menikmati masakan melayu, kenapa tidak aku juga mencuba masakan bangsanya pula. Asalkan halal, itu sudah memadai.

Ketika kami berbual, menu yang dipesan tiba. Satu persatu piring dan pinggan disusun di atas meja makan ku. Bulat mataku melihat pelbagai aneka warna. Mengiurkan!

"Takut?" soal Victor saat melihat reaksi aku ketika ini. Aku angkat wajah menancap raut wajahnya. Kurang jelas dengan apa yang diperkatakannya seketika tadi.

"Jangan risau, tak ada unsur 'haiwan comel' dalam menu ni!" gumamnya menerangkan bahawa tiada anasir-anasir tidak halal di dalam menu yang dipesan. Dengan makna lain, haiwan comel yang dimaksudkan adalah khinzir. Maaf, aku susah untuk menyebut nama haiwan itu, walau hakikat sebenar, ia langsung tidak bersalah dalam isu ini. Apatah lagi, khinzir adalah makhluk Tuhan juga! Dia layak dihormati tapi tetap haram dimakan kecuali ketika dalam keadaan darurat. Dimana, tiada makanan halal yang boleh dimakan lagi. Walaubagaimanapun, kelonggaran itu diberi atas dasar mengalas perut sehingga makanan halal betul-betul ditemui.

"Don't worry Karina, semuanya halal!" Victor menyakinkan diriku. Tatkala ini, aku merasa sedikit keliru. Sejujurnya, aku sudah tidak sabar untuk menikmatinya, namun Victor yang melihat reaksi aku berfikir sebaliknya. Pasti dia memikirkan aku takut untuk menjamah!

"Eh, I okey. I tak sabar nak makan!" Luah ku memperjelaskan kekeliruan sebentar tadi.

"Really?" Dia teruja.

"Yes, of course!"

"I ingatkan, you takut nak makan! Muka you nampak macam orang takut-takut!" Ada tawa yang mengiringi bicaranya.

"Eh, taklah! First time, mestilah I teruja! Bukan takut!" Nafiku ringkas.

"Good girl! Okay, let's eat!"

"Okey, jom!"

"Tapi sebelum makan, biar I perkenalkan you dengan beberapa menu yang I suka. You pun mesti suka." Menu-menu yang dipesan kami perhatikan bersama-sama.

"This is Baby Kailan Sos Tiram, Black Paper Ginger, Butter Prawn, and Chicken Lemon. You boleh try, I harap you suka." Ujar Victor lagi.

"I tengok pun sudah menyelerakan, kalau rasa mesti tidak mengecewakan. So, jomlah makan! I tak sabar ni, Victor." Aju ku disambut senyuman lelaki itu dah akhirnya kami menjamu selera buat pertama kalinya semenjak kenal sebulan lepas.

Sambil menikmati makan malam bersama, Victor tidak jemu-jemu menceritakan sedikit sebanyak susur galur keturunannya. Dari apa yang aku dengar, ibu Victor berasal daripada Filipina. Manakala, bapanya pula orang Malaysia yang berketurunan cina.  Namun, dia dibesarkan oleh neneknya setelah kematian kedua ibu bapanya akibat kemalangan jalan raya 15 tahun yang lepas.

Daripada apa yang diceritakan juga, Victor tidak memeliki saudara-maranya yang lain. Hanya di Filipina sahaja, keturunan disebelah ibunya yang masih ada. Namun hubungan mereka tidak begitu rapat kerana jarang-jarang bertemu.

Kata Victor lagi, dia mewarisi perniagaan yang diusahakan sekarang adalah daripada nenek dan datuknya. Semenjak kecil lagi sudah didedahkan dengan dunia perniagaan dan sering kali juga dibawa menghadiri seminar, mesyuarat dan juga aktiviti luar syarikat. Oleh kerana sering kali terlibat secara tidak langsung, akhirnya minat meniaga itu muncul tanpa sedar. Dan kini, dia sudah bergelar CEO Dimension Holding Berhad. Cukup membanggakan!

"Dah banyak cerita tentang I, you pula bagaimana?" Sambil menikmati jus buah, lelaki itu menyoal diri ku pula.

"I?" aku unjuk diri sendiri dan Victor membalas dengan anggukan.

"I anak bongsu dari dua orang adik beradik. I ada abang, yang tumbuk you hari tu. Ingat lagi tak?" soal ku padanya dan Victor terus sahaja ketawa kecil. Mestilah ingat, tak fasal-fasal ditumbuk along. Tragis sungguh!

"Okey teruskan," gumamnya lagi.

"I masih ada ayah dan masih ada ibu. Ayah I merupakan askar pencen, dan ibu I pula surirumah sepenuh masa. Mereka tinggal di Ipoh. Sebulan sekali, I akan balik melawat mereka. You nak ikut?" soal ku tiba-tiba.

"Ikut you? Ulangnya semula sambil berfikir-fikir.

"Yes, balik kampung I!" tawarku lagi.

"Boleh juga, tapi you kenalah beritahu pada I awal-awal. Senang nak atur jadual, taklah bertcanggah nanti!" Terangnya lagi.

"Okey, Insyallah nanti I aturkan. Oh ya, siang tadi you kata nak beritahu I sesuatu. Tentang apa ya?" Kerana teringatkan bicara Victor siang tadi, aku segera melepaskan pertanyaan kepadanya.

"Actually, I cuma mahu....

Bripp.. Bripp... telefon bimbit ku bergetar dan aku segera memberi isyarat untuk menjawab panggilan.

"Kejap tau!" gumam ku pdanya dan dia terus sahaja membalas dengan mengerdipkan matanya.

"Hello Waalaikumusalam ayah. Rina sihat!" jawab ku pada pertanyaan ayah. Tiba-tiba sahaja ayah telefon aku, bagaikan ada perkara  yang mustahak saja.

"Balik? Bila?" soal ku bila ayah meminta aku pulang ke kampung.

"Hujung minggu ni? Untuk apa yah?" aku masih tidak tahu tujuan apa ayah memanggil aku pulang. Sedangkan, minggu lepas barau sahaja aku pulang melawat mereka.

"Ada orang masuk meminang!" Ulangku hampir terjerit. Victor yang masih berada di hadapan mata, ku pandang tanpa berkelip. Tetapi fokus ku masih pada panggilan yang masih berlangsung.

"Okey Yah, nanti Rina balik." Aju ku lemah longlai.

"Okey.. Okey, walaikumusalam." Sahut ku membalas ucapan salam ayah sebelum talian ditamatkan.

Victor ku pandang dan dirinya ku renung dengan riak sedih.

"Why? Anything happend?" soalnya serius.

"Ayah I kata, ada orang masuk meminang hujung minggu ni. I kena balik," gumam ku tiba-tiba dipagut rasa sebak. Tak tahu kenapa.

"Baliklah, mana tahu you pun sukakan lelaki tu?" Itu jawapan Victor yang membuatkan kesedihan ku bertambah-tambah. Bukan nak halang ke apa, dia galakkan lagi adalah!

"I belum bersedia, dan kalau boleh I mahu pilih calon suami sendiri." Tukas ku menerangkan duduk perkara sebenar.

"Tapi, you kena balik. Kalau you tak setuju, just tolak pinangan dia. Kalau seseorang masuk meminang, tak semestinya you harus terima! Pinangan lelaki tu, bukan pinangan mandatori yang you wajib terima. You boleh tolak, atau kalau you suka you boleh terima." Victor memberi pandangan. Kali ini dia kelihatan bertegas namun masih ada karismanya. Masih budiman pada pandangan mataku.

"Betul juga kata you tu, tapi kalau I tak ada boyfriend pasti ayah I paksa terima pilihannya." Aku sudah bimbang mengenangkan masa hadapan sendiri. Hidup di sisi insan yang tak pernah dikenali.

"You perlukan bantuan?" Victor menyoal dan aku bungkam seketika. Tidak lama kemudian, idea gila ku muncul dengan tiba-tiba. Aku harus membawa Victor pulang dan meminta agar dirinya berlakon sebagai kekasih aku.

"Victor, you boleh tolong I?" soal ku berhati-hati.

"Tolong you?" dia ulang semula dan aku mengangguk laju.

"Tolong apa?"

"Tolong jadi boyfriend I buat sementara waktu."

"Jadi boyfriend you? Berapa lama?"

"Dua hari sepanjang di rumah parents I nanti."

"Quite good! Bila boleh mula?" Laju sahaja Victor bersetuju.

"Hujung minggu ni, tapi you kena ikut I balik ke kampung dan identiti you kena tukar. Boleh tak?" aku menyoal kesudiannya lagi.

"Boleh, apa-apa pun I sanggup demi you!" Ujar dia sudah ketawa mengusik.

"Thanks Victor, susah jumpa lelaki sebaik you. Sudi tolong I dalam apa jua keadaan!"

"Okey, apa nama melayu I sepanjang menjadi kekasih you nanti?" Victor sudah berfikir jauh ke hadapan. Aku diam sejenak, memikirkan nama yang baik-baik untuk Victor.

"Ha, I dah jumpa!" ujar ku dengan hati gembira.

"Hurm?" Victor meminta agar aku meneruskan bicara.

"Hanan!"

"Maksudnya?"

"Kesayangan, kecintaan, rezeki dan berkah!" ucap ku untuk makna disebalik sepatah nama.

"Wahh.. not bad! So lepas ni, you panggil I Hanan, ya?" Victor kelihatan teruja.

"Kalau boleh, begitulah." Jawab ku bersama senyuman.

Senyum kerana segala-galanya ada pada diri Victor. Dia seorang yang penyayang, penuh dengan rasa cinta dan rezeki, cuma hanya memerlukan berkah untuk menyinari hidupnya kelak. Moga suatu hari nanti, terbuka hati itu untuk menerima cahaya Islam pada dirinya.

kepada yg mahu dapatkan Plaster Cinta Untuk Bos.. boleh Pm nama , alamat & no telefon kepada alamat email saya.

ahn3914@gmail.com

pesanan: Assalammualaikum. n salam sejahtera. terima kasih sudi baca Yang Budiman bab 4. Saya langkau dan masukkan  bab 3 di blog. Bab 1 & 2, xde ya :)

No comments:

Post a Comment